Budidaya Lele Organik

lele

Siapa sih yang tidak kenal dengan ikan lele? ikan bandel ini termasuk salah satu jenis ikan yang digemari masyarakat, rasanya lezat, dagingnya empuk, dan memiliki duri teratur..

Siang itu di desa Cemara, dua orang pemuda sedang ngobrol sambil menikmati menu makan siangnya, seporsi Pecel lele+nasi    Coffee

mereka adalah Eko dan Edy…

Edy : “Wah Ko, Masakannya enak banget yach.. Elo tau aja tempat kuliner mantep beginian..
             thanks yach dah mo ntraktir Gue disini”

Eko : “Iya, nyantai aja.. kebetulan tadi saya dapat rejeki lebih, makanya bisa ntraktir kamu, 
             besok-besok gantian yah, Happy hehe”

Edy : “Hahaha.. bisa aj lo Ko..”
            “Eh ini lele kok besar banget yach? cara ternakna gimana yach?”

Eko : “Oh.. ini namanya ,Lele Organik Ed, ukuran lebih besar dan tentunya lebih sehat..”

Edy berhenti makan, dan mulai fokus ke perbincangan mereka.

Edy : “Kayaknya elo tahu banyak y Ko, Sharing lagi dong Gua tertarik nih”

Eko : “Hmm.. sebenarnya saya g’begitu paham, hanya saja saya pernah membaca tentang 
             Budidaya Lele Organik di Tempointeraktif  katanya sih yang membedakan Lele organik
             dengan lele biasa adalah ukuran lele organik ternyata lebih panjang, antara 25-30 
             centimeter dibanding lele biasa, selain itu lele organik berwarna kemerah-merahan,
             terutama di bagin sirip dan insang sedang lele biasa warnanya sedikit lebih hitam.
             Lele organik juga lebih menonjol dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kenyal, n gurih,
             hampir menyamai rasa lele yang hidup di alam bebas dan tentunya lebih sehat.”

Eko terus menerangkan sambil tetap menikmati pecel lelenya..

Eko : “Artikel di Tempointeraktif menceritakan tentang Abdul Kohar, 48, Salah satu petani
            Banyuwangi yang ikut mengembangkan budidaya lele organik. Pak Kohar mengatakan
            bahwa konsep budidaya lele organik mengadopsi pola hidup lele di alam bebas, dimana
            media hidup dan pakannya berasal dari bahan organik”

  • “Di belakang rumahnya, Jalan Temuguruh, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, ia membikin 12 kolam berukuran masing-maisng 3,5 meter x 4 meter untuk membudidayakan lele organik sejak masih benih hingga siap konsumsi.
    Menurutnya, berbeda dengan budidaya lele nonorganik, biasanya dilakukan tanpa perlakuan khusus dengan pakannya berasal dari pabrikan (pelet). Membudidayakan lele organik memang membutuhkan keuletan tersendiri. Sebabnya, kata dia, setidaknya terdapat empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama, adalah penebaran benih lele pada kolam berisi air dan kotoran sapi yang telah dikomposing selama satu bulan. Kotoran sapi tersebut ditempatkan dalam tiga karung goni tertutup”
  •  
  • “Kohar biasa menebar 21 ribu benih yang dibelinya dari daerah sekitar seharga Rp 25 per benih. Bila benih berusia dua minggu, kemudian dilakukan seleksi untuk benih yang berukuran 4-5 milimeter. Benih tersebut dipisahkan di kolam berikutnya selama dua minggu hingga benih berdiameter 10 milimeter. Dua minggu berikutnya, lele diseleksi untuk yang berukuran 20 milimeter.
    Sejak benih lele berdiameter 10 milimeter itu, kolam yang berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik dari kotoran sapi hingga setinggi 20 centimeter. Dari cara ini, kotoran sapi akan menghasilkan banyak plankton yang menjadi makanan utama lele”

  • “Lele organik, baru siap dipanen saat usianya delapan minggu. Kohar menceritakan, setiap kali panen ia bisa menghasilkan enam kuintal lele, dengan harga Rp 9 ribu perkilogramnya. Meski pasarnya masih seputar Banyuwangi, namun menurut dia, budidaya lele organik hemat biaya hingga 40 persen. Sebab ia tak perlu lagi membeli pakan pabrikan.”
  • “Keuntungan lainnya, air di dalam kolam lele tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik. Sehingga ia tak perlu repot mengganti air dalam kolam. "Menghemat biaya dan tenaga," kata ayah enam anak ini”

  • “Di tangan Kohar pula, sisa air dalam kolam lele ternyata masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman padinya seluas satu hektar.
    Kohar sebenarnya sudah akrab dengan pupuk organik sejak tahun 2005 lalu. Ia juga tercatat sebagai salah satu petani yang konsisten memakai pupuk organik untuk tanaman padinya. Sebelum membudidayakan lele organik empat bulan lalu, kotoran ternak sapinya yang berjumlah enam ekor langsung dimanfaatkan untuk tanaman padi”

             “Emangnya kamu mau nyoba ternak lele y Ed??”

Edy : “G’sih.. yach cuman pengen tahu aja, hehehe…”

Eko : “Ow.. kirain mo coba, secara bapak kamu kan pengusaha ternak..”
            “Udah jangan ngobrol terus, cepetan dimakan tuh nasi” Waiting

Edy : “ Big Grin OOOkey Bozz..”

Lele Organik tingkat kolestorelnya lebih rendah karena mengandung asam lemak tak jenuh, sehingga baik untuk kesehatan


Artikel ini berjudul Budidaya Lele Organik, dengan url http://rofikdawami.blogspot.com/2011/01/budidaya-lele-organik.html
Klik di sini untuk melihat daftar isi blog ini.

Baca Juga Artikel Yang Ini

{ 0 komentar... Baca Semua / Tulis Komentar ! }

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di ini dikumpulkan dari berbagai sumber, anda bebas untuk berkomentar, mengkritik, kasih saran ataupun Nyepam.. tapi yang SOPAN ya....
Terimakasih.


Warning: Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan "Halal" untuk saya hapus